Tegas? Boleh. Namun harus Berkualitas!


Alohaaaaa! I'm back! Hihihi. Kesibukan kuliah, organisasi, dan materi mata kuliah yang semakin sulit membuatku tidak memiliki waktu untuk menulis di blog ini. Anyway, izinkan saya untuk memberikan opini saya di blog ini mengenai salah satu pemimpin terbaik yang dimiliki Indonesia. Siapakah dia? *jengjengjengjeng* (suara petir menerpa) *loh? Kok ngga nyambung yah? hehe. Baiklah. inilah sosok manusia yang berhasil mencuri perhatian saya sehingga saya tertarik untuk menulis tentangnya. Check this out guys!!!
“Lu ngga bisa gitu dong. Kalo begini caranya bisa gua pecat nanti.” Kenalkah kita dengan logat ini? Ya! Dialah Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa Anda kenal dengan nama Ahok. Ia merupakan Wakil Gubernur ibukota tercinta DKI Jakarta mendampingi Gubernur Joko Widodo periode 2013-2018. Pria kelahiran Manggar, Bangka Belitung ini memang biasa menggunakan logat “lu gua” yang menjadi ciri khas seorang Ahok. Sebelum berkarir di Ibukota, Ahok merupakan Bupati Belitung. Lalu, melanjutkan karirnya di Jakarta menjadi Wakil Gubernur.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa ‘mulutmu adalah harimaumu’. Pepatah ini sepertinya tidak digubris oleh Ahok. Ucapannya yang keras namun tegas mampu membuat pejabat lain ‘membeku’ ketika berhadapan dengannya, tak peduli apakah orang tersebut sakit hati atau tidak atas ucapan Ahok kepadanya. Tak tanggung-tanggung, pejabat daerah di Balai Uji KIR langsung dipecat dikarenakan terbukti meminta uang dari masyarakat yang sedang melakukan uji KIR ditempat ini. Idealnya adalah Pemda tidak boleh memungut uang kepada masyarakat karena merekalah pelayan masyarakat.
Hal yang menarik adalah pada tanggal 20 Oktober mendatang, Ahok akan resmi menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta! Ya, menjadi seorang gubernur. Atasannya, Joko Widodo, diusung PDIP untuk mencalonkan diri menjadi Calon Presiden Republik Indonesia. Dan pada 22 Juli yang lalu, KPU mengumumkan bahwa pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019. Dan menurut UU yang menjadi landasan konstitusional bangsa Indonesia, Wakil Gubernurlah yang akan  menggantikan Gubernur apabila orang tersebut memiliki jabatan yang jauh lebih tinggi. Dan itu artinya, Ahok akan memimpin Jakarta!
m.jakartapress.com
Rasa bahagia, tenang, namun takut. Itulah yang “mungkin” akan dialami oleh masyarakat Jakarta, terutama Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Mengapa? Ialah ketegasannya. Ahok tidak segan untuk memaki bahkan memecat para pejabat daerah yang tidak melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Maka dengan naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, muncullah pertanyaan besar dibenak masyarakat. Akankah pemda DKI Jakarta masih ingin bermain-main dengan jabatannya? Apakah pemda DKI Jakarta akan memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat?
Pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Pemimpin yang tegas, adil, dan tidak memiliki kepentingan apapun untuk ‘menggemukkan’ isi dompetnya. Namun dibalik sikapnya tersebut, ada beberapa orang yang tidak menyukai ketegasan yang dimiliki Ahok. Ada pengamat politik  yang mengatakan bahwa sikapnya terlalu berlebihan dan ia merupakan tipe pemimpin yang arogan. Namun, Ahok tetaplah ahok. Ia adalah orang yang bekerja hanya untuk rakyat, untuk kesejahteraan rakyat, dan kemakmuran rakyat. Sikapnya yang tegas, arogan, dan adil merupakan sikap yang memang harus dimiliki pemimpin DKI Jakarta dewasa ini. Sehingga, DKI Jakarta bisa lebih mandiri, bersih, teratur, bahkan menjadi contoh yang baik bagi kota-kota lain di Indonesia bahkan dunia.

Pak ahok, nasib ibukota Jakarta saat ini ada ditanganmu. Lakukanlah yang terbaik, lakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimipin yang tegas namun berkualitas. Jangan buat ketegasanmu menjadi batu sandungan untuk menata Ibukota beberapa tahun kedepan. Selamat pak Ahok!

Salam sukses!
EV


Comments

Popular Posts